Ruang Untukmu
Bad 982

Bad 982

Bab 982

Pada titik ini, Darma sudah tiba lebih dulu di taman yang lain. Dia mengamati sekeliling dengan gugup sambil terus melihat ke jam, dan dengan hati–hati mengawasi orang yang hilir–mudik.

Yang bisa dibanggakan darinya, dia memiliki garis wajah yang sempurna, tampan dan selera fesyen yang bagus, tetapi tetap saja dia seorang bajingan.

Keuangannya saat ini sedang menipis dan tertekan karena pengeluaran yang besar. Dia mempunyai banyak utang, sehingga terpaksa melakukan kejahatan untuk mendapatkan uang karena desakan dari para kreditur.

Dia mengetahui kalau sekarang Anita sudah mengambil alih perusahaan ibunya dan akan segera memiliki aset kekayaan dari perusahaan terbuka. Dia sangat membutuhkan uang sampai rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya.

Kini dia sangat menyesal sudah bermain api dengan perempuan lain di pesawat dan gagal kembali menjadi laki–laki yang jujur. Apabila dia tidak berlaku sebodoh itu, Anita tentu tidak akan mengetahui watak aslinya.

Bagaimanapun juga, Anita telah menaruh kepercayaan padanya selama dia di luar negeri. Dia bahkan meneleponnya dua hari sebelum terbang, memohon dirinya untuk tidak mengikat diri dengan perempuan lain karena dia mencintainya. Darma yakin Anita sudah dalam genggamannya.

Begitu berbagai kejadian terungkap, dia tidak yakin apa yang sudah terjadi sehingga Anita mengetahui. tentang hubungan satu malamnya dengan perempuan lain. Karakter sempurna yang dia mainkan selama tiga tahun hancur dalam sekejap mata.

Selama tiga tahun terakhir, Darma tidak berani menyentuh Anita untuk mendapatkan kepercayaannya, karena sudah tidur dengan banyak perempuan sampai menderita penyakit kelamin. Demi terlihat sebagai kekasih yang sempurna, dia menolak menyentuh pacarnya sendiri. Kalau dipikir–pikir sekarang dia sangat menyesal akan hal itu.

Saat tenggelam dalam kekhawatirannya, Darma melihat sosok yang tidak asing mendekatinya. Seorang perempuan muda mengenakan mantel wol berwarna biru dan jaket dengan rambut panjang terurai ke bawah. Dia memakai kaca mata hitam yang memancarkan aura kemewahan dan keanggunan,

Anita sudah tiba.

Saat itu, jantungnya berdegup sangat kencang. Anita telah memikatnya bukan karena sumber uangnya yang berlimpah, tetapi juga karena penampilannya yang memukau dan sosoknya yang sempurna.

Meskipun watak aslinya sudah terungkap, dia masih percaya Anita akan memaafkannya dan mungkin juga masih mencintainya.

“Kamu sudah tiba, Anita.” Darma melangkah maju dengan penuh percaya diri dan semangat. Dia bahkan berdandan rapi hari ini, mengenakan pakaian yang Anita belikan untuknya.

“Jangan dekat–dekat,” Anita memperingatkan dengan dingin, sambil berdiri tiga meter dari bajingan itu.

Nada suaranya penuh dengan perasaan jijik dan kejengkelan.

Senyum Darma membeku dan dengan gugup mengepalkan tangannya, berkata. “Saya minta maaf, Anita.

menurun. Selain itu, saat ini pun saya kesulitan untuk membeli makanan. Saya diliputi kesedihan sejak kepergianmu dan belum tahu mau bekerja apa… Anita, maafkan saya…”

Ini semua hanya akting untuk menarik perhatian dan menggugah rasa simpatik Anita.

Anita menatapnya seperti lalat yang menjijikan. Di balik kaca matanya, wajahnya yang halus terlihat datar seperti patung yang indah.

“Apa kamu sudah selesai dengan aktingmu? Sekarang, hapus semua foto saya dari ponselmu,” perintah Anita.

“Saya tidak bisa melupakanmu, Anita. Saya sangat mencintaimu. Jika bukan karena keuangan yang sangat terbatas, saya tidak akan menyakiti kamu seperti ini. Jangan khawatir; jika nanti sudah menghasilkan uang, saya pasti akan mengembalikannya kepadamu.” Dia menghela napas.

“Berani–beraninya kamu meminta saya sepuluh milyar?” tanyanya sambil mencibir.

“Anita, jangan bersikap tidak tahu berterima kasih. Saat di luar negeri, saya melayani kamu seperti seorang pelayan yang selalu mendengarkan setiap keluh–kesahmu dan juga menjagamu. Apakah kamu sudah lupa?” Wajah Darma menggelap saat menanyakan itu.

“Sungguh memalukan. Kamu sendiri yang bersedia.” Cibirnya dingin.

“Kamu… Anita, bagaimana kamu tega memperlakukan saya seperti ini setelah apa yang kita lalui bersama?” Wajahnya memerah karena amarah.

“Bukankah baru sepuluh detik yang lalu kamu memeras saya?” Anita terkekeh.

Raut wajah Darma berubah saat menyadari Anita tidak tertarik memperbaiki keadaan dengannya. Tidak ingin menyia–nyiakan usahanya, Darma mencibir, “Bukan salah saya kalau keluargamu kaya raya. Saya tidak akan membiarkan usaha saya selama bertahun–tahun berlalu sia–sia. Kamu tidak akan bisa menyingkirkan saya tanpa memberi sepuluh milyar itu.”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report