Ruang Untukmu
Bad 988

Bad 988

Bab 988

Mata Starla tertuju pada punggung Anita lalu menghela napas pelan sambil berpikir, Saya ingin tahu apakah perempuan ini bisa menghentikan Raditya untuk bergabung dengan misinya selanjutnya. Apakah Raditya akan menyerah demi perempuan ini?

Terlepas hasilnya apa, sebenarnya hal ini merupakan salah satu agenda Starla malam ini. Dia bertekad untuk membuat Anita bicara pada Raditya agar menyerah dan tidak bergabung dalam misinya kali ini. Ini satu- satunya harapan yang dia inginkan karena tidak ingin kehilangan anak lelakinya.

Seorang perempuan melangkah dengan tergesa–gesa dan berdiri di samping Starla untuk melaporkan dengan suara rendah, “Nyonya Fariansyali, wakil presdir sedang sibuk bersama beberapa tamu, maka beliau tidak bisa hadir malam ini.”

Starla mengangguk. “Tentu, saya tahu. Tolong ajak Nona Anita ke ruang ganti saya sepuluh menit lagi.”

Acara ini adalah perjamuan formal tradisional, sehingga setiap tamu yang hadir mengenakan pakaian formal yang rapi. Saat ini, banyak sekali orang terkenal yang bersinar di berbagai industri berkumpul di dalam aula

itu.

Anita sudah terbiasa menghadiri perjamuan tradisional sehingga dia berdiri dengan tenang dan anggun di samping Raditya. Dia menjadi pusat perhatian para tamu di ruang itu, dan sebagian besar dari mereka juga melirik pada laki–laki tinggi dan tampan yang ada di sampingnya.

Raditya sendiri hampir tidak pernah muncul bersama Starla. Jadi, banyak tamu yang tidak menyadari bahwa Raditya adalah putra tunggalnya.

“Raditya,” Tiba–tiba, suara rendah seorang laki–laki terdengar.

Dia langsung berdiri dan menyapa laki–laki itu dengan sopan. “Paman Wirawan.”

Wirawan Fariansyah adalah suami Starla saat ini, dan mereka tidak dikaruniai anak sehingga mengadopsi seorang gadis sejak dia kecil. Wirawan, seorang laki–laki elegan yang memancarkan aura yang luar biasa. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Starla dan sejak menikah, dia selalu menghormati pekerjaan dan juga pilihan hidup Starla.

Ini juga menjadi alasan Raditya begitu hormat dan sopan terhadap ayah tirinya itu.

“Anita, perkenalkan beliau adalah Bapak Wirawan Fariansyah,” Raditya mengenalkan Anita kepada Wirawan.

Anita merespon dengan menyapa Wirawan secara sopan, “Halo, Bapak Tariansyah.”

“Senang berjumpa denganmu. Kamu pasti kekasih Raditya. Senang sudah mengenalmu.” Wirawan mengangguk sambil tersenyum. “Raditya, ada beberapa teman lama saya yang sangat ingin bertemu denganmu. Bisakah kamu menyempatkan waktu untuk ikut bersama saya?”

Kemudian, Raditya menoleh pada Anita dan berkata, “Saya akan segera kembali.”

Anita mengantar kepergian mereka dengan senyum. Tepat ketika itu, salah satu penerima tamu perempuan mendekat ke sisi samping Anita dan berkata, “Nona Anita, Nyonya ingin bertemu denganmu secara pribadi.”

“Nyonya Fariansyah. Mari ikuti saya.” Sang penerima tamu tersenyum dan memberi isyarat untuk mengikutinya.

Anita segera bangkit dari tempat duduknya dan tidak ingin menunda lebih lama. Kenapa calon ibu mertua ingin bertemu saya secara pribadi?! Dia membuntuti di belakang penerima tamu yang berjalan ke arah ruang ganti di lantai dua dengan sedikit gugup.

Sementara itu, Starla sedang berdiri di depan jendela besar di dalam ruang ganti di lantai dua. Dari postur tubuhnya, sepertinya dia memang sengaja menunggu Anita datang ke sana.

“Anita, senang bertemu denganmu,” ucapnya dengan suara lembut.

“Nyonya Hernadar,” Anita menatap calon ibu mertuanya itu tanpa tahu harus berkata apa.

“Silakan duduk dan kita berbincang sejenak.” Starla memberi isyarat untuk duduk di sofa dan dia pun duduk. Pelayan kemudian menghampiri dan menghidangkan teh sebelum keluar dari ruang.

Anita sedikit gugup sampai tidak bisa berhenti memainkan jari–jarinya. Terasa aura keanggunan dan ketenangan yang terpancar dari dalam diri Starla dan siapapun akan merasa tertekan berada di depannya.

“Tenang. Saya di sini bukan untuk memojokanmu. Saya sangat menyukaimu dan sangat senang kamu jatuh cinta pada anak laki–laki saya. Saya tidak akan ikut campur dengan hubungan kalian berdua,” Starla menenangkan Anita dengan ramah.

Mendengar penuturannya, rasa gugup Anita menghilang dalam sekejap, dan merasa Starla adalah orang yang sangat ramah dan hangat. Meskipun usianya sudah memasuki lima puluhan, dia masih tampak cantik dan sangat menarik.

Saat itu, Anita menyadari kalau ketampanan wajah Raditya diturunkan dari ibunya dan memang, nyatanya, mereka berdua juga sangat mirip!.

“Anita, maafkan saya karena sudah menyelidikimu secara diam–diam. Itulah kenapa saya memiliki pemahaman tentang kepribadianmu. Saya ingin meminta bantuanmu untuk sesuatu yang sangat penting.”

Anita mengangguk–angguk. “Tentu saja, Nyonya Hernadar.”

“Saya yakin sekarang kamu sudah tahu kalau ayah Raditya telah meninggal dunia sejak dia masih kecil. Ayahnya dibunuh secara sadis dalam sebuah misi. Karena itu, Raditya menyimpan kebencian di dalam benaknya sampai sekarang.”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report