Ruang Untukmu -
Bab 856
Bab 856
Ruang Untukmu
Bab 856
Mereka menghentikan mobil, dan Teddy membukakan pintu untuk Anita. “Kita sudah sampai, Nona Maldino. Ikuti saya.”
Anita membuka sabuk pengamannya dan turun dari mobil. Kakinya lemas, dan dia langsung memegang pintu mobil. Teddy memberi waktu untuknya beradaptasi, dan menuntunnya ke suatu tempat. “Kita ada di mana, Teddy?” bisiknya.
“Maaf, saya tidak bisa memberitahu. Yang bisa kamu tahu tempat ini akan menjadi rumahmu untuk sementara. Tempat yang aman.” Teddy bisa menjaga rahasia apabila menyangkut hal ini.
Anita tidak bertanya lagi. Dia mengamati sekeliling sambil berpikir semua ini akan menjadi sangat menarik dan menyenangkan, walaupun lingkungannya tidak sempurna. Kamar untuk Anita juga juga terasa sesak, hanya ada jendela. Dia berkedip. Kamar mandi di rumah saya lebih besar daripada kamar ini.
“Maaf, kamu harus tinggal di kandang ini. Kamu bisa pulang nanti setelah semuanya kembali tenang, Nona Maldino,” dia meminta maaf.
“Tidak apa–apa. Saya bisa tinggal di mana saja.” Dia tertawa kecil dan kemudian bertanya, “Lalu, di mana kamar mandinya?”
“Dari sini lurus lalu belok ke kiri. Di sana ada kamar mandi umum dan toilet.”
“Umum?” mata Anita terbelalak. Rupanya tempat ini lebih keras daripada yang saya bayangkan.
“Pak Raditya punya kamar mandi sendiri. Kamu bisa memakainya jika mau. Minta izin saja darinya. Hanya orang–orang berpangkat seperti dia yang memiliki kamar mandi sendiri di sini.” Teddy tersenyum.
Anita berkedip. Saya harap dia mau meminjamkan kamar mandinya. Saya tidak terbiasa dengan kamar mandi umum. “Di mana kamar Pak Laksmana?”
“Belok saja ke kanan. Kamar ke lima dari sini.”
“Terima kasih.” Kemudian dia duduk di atas ranjang. Anita merasa bau tubuhnya seperti bensin setelah berada di dalam mobil seharian ini. Bau tubuhnya itu tidak dapat diterima oleh seorang misofobia seperti dirinya. Saya harus tahu dulu apakah Raditya membolehkan saya menggunakan kamar mandinya. Setelah itu dia membuka lemari dan melihat banyak pakaian di sana. Darwanti sudah menyiapkan tumpukan pakaian untuknya dan semuanya berharga mahal. Bahkan ada piyama sutra. Dia lalu memilih pakaian kasual dan menggantung pakaian lain yang ada di koper ke dalam lemari, dan setelah itu memutuskan untuk menemui Raditya. Anita menyusuri koridor dan mengetuk pintu kamar kelima.
Dia mendengar suara langkah kaki dari dalam sebelum seseorang membuka pintu. Matanya terbelalak terkejut ketika melihatnya.
Raditya tidak mengenakan apapun kecuali celana pendek, dan sehelai handuk terlilit di lehernya. Tetesan air jatuh dari rambutnya, dia setengah telanjang dari pinggang ke atas. Tulang selangkanya tampak tajam, dadanya bidang, dan otot perutnya jelas terlihat. Ada beberapa bekas luka, tetapi tampak kekar berotot. Dia jauh lebih keren daripada kebanyakan model.
Anita menatapnya untuk waktu yang lama.
Raditya mengernyit. “Kamu membutuhkan sesuatu?”
“Hm, bolehkah saya menggunakan kamar mandimu?” tanyanya.
Raditya mempertimbangkannya untuk beberapa saat lalu menepi. Dia mengizinkan.
Anita kemudian masuk ke dalam kamarnya. Ruang itu beraroma khas lelaki, membuat jantungnya berdebar dan tersipu malu. Tidak berukuran besar, tetapi ada ruang tamu kecil dan kamar mandi di dalam. Di sana juga ada ranjang berukuran sedang. Jauh lebih baik daripada kamarnya.
Yang menarik perhatiannya adalah lemari buku tinggi yang ada di ruang tamu yang dipenuhi buku. Menilai dari judul buku yang tersimpan, Anita bisa menyimpulkan bahwa kamar ini memang dipersiapkan untuknya. Dia tinggal di sini tidak untuk waktu sebentar. Pangkat apa yang dia miliki? Kenapa dia harus hidup di kamar seperti ini? Banyak pertanyaan di dalam benaknya, tetapi dia terus berjalan ke kamar mandi. Masih ada uap tipis di sana dan tercium bau Raditya. Anita memakai sandal dan membersihkan diri dengan sampo dan sabun milik Raditya. Hanya handuk dan sabun wajah adalah miliknya.
Raditya mengganti baju dengan pakaian kasual, kemudian membaca buku di sofa. Dia menaruh minat pada buku bertema filsafat psikologi, tetapi untuk alasan tertentu, suara air mengalir di kamar mandi mengganggunya sampai tidak fokus membaca
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report