Ruang Untukmu
Bad 788

Bad 788

Bab 788

Meskipun begitu, Arya merasa agak tidak nyaman dengan tubuh wanita yang bergoyang–goyang tepat di belakangnya, bertanya–tanya sihir apa yang wanita miliki sehingga bisa membuatnya merasa terangsang Apa wanita ini sengaja mencoba membuat saya terangsang? Merasakan hal yang dilakukan Salsa terhadap Arya, akhirnya Atya kesal, karena dia curiga bahwa Salsa memang sengaja melakukannya. “Duduk diam dan berhenti bergerak. Dia memberi perintah dengan cara yang dingin..

Namun, Salsa berpikir bahwa dia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya karena kakinya menggantung bebas di udara. Jika dia tidak melingkarkan tangannya dengan erat di pinggang Arya, dia bisa jatuh dari kuda kapan saja. “Terima kasih telah datang untuk menyelamatkan saya tadi malam, Tuan Muda William.” Salsa mencoba memulai percakapan dengan pria itu.

“Saya belum pernah melihat orang sebodoh dirimu.” Arya mendengus dingin.

Salsa tersenyum, dia merasa senang karena merasa pria itu kembali seperti dirinya sendiri karena Arya selalu memanggilnya bodoh ketika mereka bersama. Namun, alih–alih menunjukkan rasa jijiknya, dia justru memanfaatkan itu sebagai alasan untuk mencintai Arya dan menunjukkan semua perhatian yang dia butuhkan. Oleh karena itu, sekarang Arya masih memanggilnya bodoh. Mau tak mau Salsa akhirnya bertanya–tanya apa dia benar–benar bodoh seperti yang dipikirkan Arya. “Saya harus mengakui bahwa saya hodoh.” Salsa tersenyum sebagai tanggapan.

“Bagaimana rasanya bagi orang–orang sepertimu ketika kamu tumbuh dewasa?” Arya dengan penasaran menoleh ke arahi Salsa.

Pada saat yang sama, Salsa merasa bahwa kata–kata itu tampak tidak asing baginya, seolah–olah Arya telah menanyakan pertanyaan yang sama sebelumnya. Dia kemudian tersenyum tak berdaya dan menjawab, “Saya rasa saya tidak punya pilihan. Saya tidak bodoh sampai saya bertemu denganmu.”

Dengan matanya yang fokus melihat ke depan, senyum pun melintas di wajah Arya saat dia bertanya– tanya bagaimana Salsa tampa malu–malu menyalahkan Arya karena membuatnya jadi bodoh.

Sementara itu, Meila sedang menyeruput secangkir kopi di kafetaria di klub pacuan kuda ketika orang yang bertanggung jawab tiba–tiba mendekatinya dan berkata, “Anda di sini, Nona Meila. Apa Anda di sini untuk berkuda hari ini?”

“Tidak. Saya di sini hanya ingin bersantai.“Meila melanjutkan dengan bertanya, “Apakah pacuan kuda hari ini tutup?”

“Oh. tidak, tidak tutup. Sebaliknya, Tuan Muda Arya yang memerintalikan kami untuk tidak membiarkan orang lain masuk.”

“Kenapa?” Meila beitanya dengan heran.

“Karena Tuan Muda Arya ingin menyendiri. Dia juga ada di sana.”

Ketika Meila mendengar hal itu, dia hampir menumpahkan kopi di tangannya, tampak terkejut. “Apa katamu?! Tuan Muda Arya ada di pacuan kuda?!”

“Ya, dia ada di sana. Bahkan, dia sudah ada di sana sejak pagi ini hingga sekarang, dan sudah hampir 2 jam.”

Setelah mendengar jawaban itu, Meila menggigit bibirnya dengan panik dan berkata, “Ada teman saya yang

1/2

baru saja berkala. Cepat perintahkan seseorang untuk menjemput teman saya kembali. Dia tidak pandaiberkuda.” Jauh di lubuk hatinya, dia berdoa dengan san

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report