Ruang Untukmu -
Bab 678
Bab 678
Ruang Untukmu
Bab 678
Elsa awalnya ingin menghina Helen karena tak pernah merasa puas dan tak tahu batas, tapi, ketika Elsa berkaca pada dirinya sendiri, dia juga bersalah. Jadi, dia hanya terdiam karena dia patut berada di sana.
Sebuah acara konferensi keuangan diadakan di kota pada hari Jumat dan itu adalah acara di mana orang- orang dari industri keuangan menanggapinya dengan serius.
Setelah membaca email, seorang wanita duduk di sebuah kantor yang luas dengan tatapan mata yang kalut.
Wanita itu adalah Luna Prapanca. Sejak dia bertemu Elan terakhir kali, dia menerima rekomendasinya untuk bekerja di perusahaan keuangan lainnya. Selama ini, dia selalu membatasi dirinya dan menunggu kesempatan datang. Dia tidak berani membuat Elan marah dan tidak ingin melawan Tasya secara terang–terangan.
Ayah Luna selama ini sudah mengamati proyek yang dikerjakan Elan. Meskipun Ayahnya ingin merebut proyek itu, Grup Prapanca memiliki peraturan ketat. Mereka lebih memilih untuk bekerja sama dengan orang- orang di luar keluarga Prapanca seolah ini adalah aturan tidak tertulis dari keluarga Prapanca. Tapi, Ayah Luna bukan satu–satunya orang yang mengincar kekayaan Grup Prapanca.
Mereka semua sedang menunggu satu hal; mereka menunggu dengan sabar selama bertahun–tahun sambil menanti kematian Hana. Setelah dia meninggal, Elan akan sendirian. Tanpa perlindungan Hana yang ketat, Elan mungkin tidak akan bisa menahan tekanan dari seluruh keluarga. Luna sudah menunggu ini karena dia yakin kalau dia akan muncul.
Saat itu, Tasya tidak akan ada di sisinya, dan Luna mungkin bisa menggunakan kesempatan ini untuk menyerang. Dia yakin pada dirinya sendiri dan dia tidak percaya kalau ada laki–laki yang tidak akan
selingkuh.
Di Grup Prapanca, Elan juga menerima undangan acara dan akan ikut. Ada beberapa perusahaan yang menarik perhatiannya untuk diajak bekerja sama, yang juga datang ke konferensi kali ini.
Tasya harus menemaninya ke perusahaan hari ini. Jewelia sedang menerapkan sebuah rencana baru dan memutuskan untuk membeli tambang berlian dan batu mentah di luar negeri. Ini adalah hal penting karena perusahaan mereka sudah memutuskan untuk menciptakan sebuah produk mewah yang bisa dikustomisasi.
Keenam jajaran petinggi eksekutif dari perusahaan berkumpul di ruang konferensi. Tasya duduk di kursi utama dengan rambutnya yang tergerai di bahu. Dia mendengarkan anak buahnya memberikan laporan dengan tegas, mata berbinar, dan aura karismatik seorang pemimpin terpancar dari dirinya.
Butuh sebuah keberanian bagi seseorang untuk jadi seorang pemimpin. Itu adalah hal yang sudah lama Tasya pelajari. Karena keluarga Prapanca memiliki anggota keluarga yang cukup banyak, dia harus mengemban tugas sebagai bos wanita di keluarga, dan akan ada banyak hal yang membutuhkan keputusan darinya nanti.
Setelah rapat, Tasya menghubungi Luki dan mendengarkan dengan saksama pendapat Luki. Dia adalah seorang jajaran eksekutif senior di Jewelia dan lebih berpengalaman dalam bidang ini.
“Bu Tasya, kalau kita ingin Jewelia untuk tumbuh dan jadi lebih kuat, penting bagi kita untuk memiliki tambang kita sendiri. Sekarang, beberapa merek besar dari luar negeri sudah mulai memonopoli batu berlian. Kita harus memutuskan hal ini secepatnya.
“Berapa cepat tingkat keuntungan yang bisa kembali dari hal ini?”
“Menurut data kita saat ini, tingkat kembalinya ada di tingkat yang bisa kita capai. Tapi, ini seperti sedang berjudi. Kita butuh dewi fortuna di sisi kita.”
Mendengar ini, Tasya mengangguk. “Baiklah, saya akan memberi keputusan dalam tiga hari.”
Tak lama setelah Luki pergi, ada suara ketukan di pintu, dan Tasya berkata, “Masuk.”
Orang yang ada di pintu adalah Kirana. Dia ada di perusahaan untuk menandatangani kontrak dan juga ingin berterima kasih pada Tasya.
“Tasya, terima kasih sudah memberi saya kesempatan ini,” ujar Kirana dengan penuh rasa bahagia.
“Kamu harus membaca syarat dan ketentuan di kontrak kami dengan teliti. Saya harap, kamu bisa mematuhinya. Kamu hanya punya satu kesempatan. Tolong gunakan dengan baik!” ujar Tasya.
Ketika Kirana mendengar hal ini, hatinya terasa sesak. Keheningan dari perkataan Tasya membuatnya tertekan karena kehidupannya sendiri juga tidak mudah.
“Saya tahu. Saya tidak akan mengecewakanmu.” Lalu, Kirana menambahkan, “Tolong jaga Kakak saya.”
“Fentu saja,” ujar Tasya sambil menganggukkan kepalanya.
Saat itu, tatapan Kirana jatuh pada kalung yang dipakai Tasya. Sekilas, dia bisa tahu kalau kalung itu sangat langka dan berharga. Dan saat melihatnya, hati Kirana merasa iri.
“Tasya, kalung berlian yang kamu pakai cantik sekali. Pasti harganya milyaran,” ujar Kirana penuh rasa iri.
Tasya mengerucutkan bibirnya dan tersenyum. “Suami saya yang memberikannya pada saya. Saya tidak menanyakan harga kalungnya.”
Saat itu, sekelebat amarah tampak dari mata Kirana. Pasti akan sangat menguntungkan kalau dia berhasil menggoda Elan suatu hari nanti. Sekarang, dia menjadi bintang iklan Jewelia, berarti dia memiliki kesempatan lebih tinggi untuk bertemu dengan Elan.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report