Ruang Untukmu
Bab 673

Bab 673 

Bab 673

“Memang ada yang lainnya?” tanya Elan sambil memejamkan matanya seolah sedang memikirkan apa yang akan dia katakan nanti. Lalu, dia berkata, “Malam ini saya tidak ingin apapun selain dirimu.”

Setelah mendengar itu, Tasya segera menundukkan kepalanya dan kembali makan, sedangkan laki– laki itu terus menambahkan daging ke piring Tasya. Kenapa Elan memberinya makan seolah dia sebentar lagi akan* dihabisi malam itu?

Di hari Senin, ada rapat pagi di Jewelia.

Tasya duduk di kursi Presdir. Dia mengenakan gaun berwarna krem dengan rambut terikat ke belakang. Ini memberikan kesan wajah yang alami dan penampilan rapi.

Hal pertama yang ingin dia diskusikan bersama semua orang hari ini adalah pembatalan kontrak iklan Katara yang baru saja ditandatangani.

“Bu Tasya, kita baru saja menginvestasikan 20 miliar pada Katara. Kalau kita membatalkan kontrak dengannya, kita harus membayar ganti rugi padanya.”

Ketika Tasya mendengar hal ini, matanya tampak dingin. “Kalau begitu, kamu harus cari cara agar kita tidak membayar uang kompensasi padanya karena membatalkan kontrak ini.”

Semua orang bergidik saat mendengar perkataannya. Awalnya mereka mengira kalau Tasya jauh lebih ramah, tapi mereka benar–benar tidak menyangka kalau dia akan memberikan sebuah tantangan serius pada mereka di hari pertama Tasya bekerja.

“Bu Tasya, bolehkah saya tahu alasan kenapa Anda membatalkan kontrak Katara?”

“Saya tidak menyukainya,” jawab Tasya terus terang sambil memainkan rambutnya yang panjang dengan jarinya.

Jawabannya benar–benar terdengar angkuh dan apa adanya.

“Bu Tasya, saya mengerti. Saya akan segera menanganinya. Kita harus berdiskusi tentang perwakilan baru setelah perilisan produk baru di konferensi. Apakah Anda memiliki rekomendasi?

“Kamu bisa mengajukan beberapa nama dan saya yang akan pilih,” balas Tasya.

Felly adalah satu–satunya orang yang tahu alasan dibalik keputusan Tasya.

Tasya meminta Felly tetap di ruangan. “Felly, tolong tetap di sini dulu. Yang lainnya silahkan kembali bekerja!”

Felly menatap Tasya kagum saat di ruangan rapat.

Tasya benar–benar tegas saat dia berterima kasih. “Felly, terima kasih karena sudah memperingatkan saya tentang Katara.”

“Jangan khawatir. Tentu saja, Katara bukan wanita pertama yang terang–terangan menggoda Pak Elan. Kamu harus berhati–hati.”

Tasya tersenyum pasrah saat mendengarnya. “Kalau saya tidak tahu, saya tidak akan kecewa. Tapi kalau saya tahu, saya akan segera bertindak.”

Ada sebuah telepon masuk di kantor Katara dari departemen periklanan dan perencanaan di Jewelia untuk memberitahu perwakilannya kalau Jewelia membatalkan kontrak mereka dengan Katara.

“Apa? Ada apa dengan artis saya? Kontraknya sudah ditandatangani. Saya rasa ini bukan ide yang bagus!” *

“Ini adalah keputusan bos kami.”

“Bos kalian Wakil Presdir Luki, kan? Beliau ada di lokasi saat kontraknya ditandatangani!”

“Bukan, tapi bos besar kami.”

“Siapa bos besar kalian?” tanya agen itu dengan cemas.

“Nona Tasya Merian, istri Pak Elan, sudah mengambil alih posisi Presdir di Atelir Perhiasan Jewelia.”

Ini membuat agen itu terkejut, dia langsung bertanya, “Kalau kalian melakukan ini, kalian sudah melanggar kontrak! Jewelia harus membayar ganti rugi untuk hal ini! Ini adalah sesuatu yang tidak kami harapkan untuk terjadi. Kami juga berharap bisa melanjutkan kerja sama dengan kalian untuk waktu yang cukup lama.”

“Kontrak kami memiliki ketentuan tambahan. Kalau kami yakin artis tersebut tidak memenuhi persyaratan, kami berhak untuk membatalkan kontrak tanpa adanya kompensasi.”

Agen tersebut dan karyawan dari Jewelia itu terlibat diskusi yang cukup lama, tapi agen dari Katara terpaksa harus menyerah.

Lalu, dia memanggil Katara dan langsung bertanya padanya. “Katara, apa akhir–akhir ini kamu terlibat dalam skandal? Kamu diberhentikan oleh pihak Jewelia karena perilakumu yang tidak senonoh.”

“Saya tidak terlibat dengan masalah apapun dan masa lalu saya bersih. Bagaimana bisa mereka memperlakukan saya seperti ini?” Katara dipenuhi rasa benci, karena dia yakin kalau dia diperlakukan dengan tidak adil.

“Pembatalan ini adalah keputusan bos besar Jewelia. Apakah kamu pernah menyinggung perasaannya?”

“Maksud Anda, Wakil Presdir Luki?”

“Bukan. Tasya Merian, istri Elan Prapanca, sekarang adalah Presdir Jewelia. Dari sekian banyak orang, kenapa dia ingin membatalkan kontrak denganmu?”

“Bagaimana saya bisa tahu?” bentak Katara yang seketika dipenuhi rasa bersalah. Ini bukan karena dia pernah mencoba menggoda Elan di lorong hari Sabtu lalu, kan?

Tentu saja, agen dari Katara tidak ingin melepaskan kesempatan iklan sebesar itu begitu saja. Dia pun akhirnya berhasil menghubungi nomor kantor Tasya setelah bertanya–tanya dan memutuskan untuk bertanya pada Tasya secara langsung.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report